Kamis, 15 Januari 2009

PKS, Berkah di Balik Tifatul

INILAH.COM, Jakarta – Polisi resmi menetapkan Tifatul Sembiring jadi tersangka. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mencurigai kasus ini dipolitisir. Betulkah mereka akan mendapatkan hikmah di balik kejadian yang menimpa presidennya?


Status Presiden PKS, Tifatul Sembiring, kini telah menjadi tersangka dalam demontrasi kemanusiaan Palestina, 2 Januari lalu. Ini terkait laporan Panitia Pengawas Pemilu DKI yang menilai aksi damai PKS atas agresi Israel ke Palestina telah menyalahi aturan kampanye. Pasalnya, kampanye terbuka belum dijadwalkan pada Januari ini, melainkan Maret mendatang.

Mungkin, tak pernah terbayangkan oleh elit PKS implikasi aksi yang melibatkan 200 ribu kader PKS tersebut dengan imbalan status tersangka yang tersematkan pada Tifatul. Ini tidak terlepas dari keyakinan PKS, bahwa aksi demo tersebut sama sekali tidak dimaksudkan untuk kampanye Pemilu 2009. Aksi tersebut murni solidaritas kemanusiaan atas kekejian Israel terhadap Palestina.

Tidak dipungkiri, isu Palestina menjadi perhatian serius masyarakat Indonesia, setidaknya dari cerminan pemberitaan media Tanah Air yang cukup intens memberitakan konflik Gaza tersebut. Kondisi ini pula, seperti membawa angin segar bagi PKS dengan ‘mengolah’ status tersangka Presiden PKS untuk mendulang simpati bagi publik Tanah Air.

Burhanudin Muhtadi, analis politik dari Charta Politika menilai, terbuka lebar peluang bagi PKS untuk mengeskploitasi status tersangka Tifatul ke arah pencitraan positif partai. “Jika PKS bisa mengeksploitasi isu ini dengan baik yang mengesankan Tifatul dan PKS sebagai partai tertindas, PKS diuntungkan berlipat ganda,” paparnya kepada INILAH.COM, Rabu (14/1) di Jakarta.

Burhan menyebut kondisi demikian dengan istilah the power of powerless. PKS mampu mencari celah keuntungan di tengah ketidakberuntungan dengan status tersangka Tifatul. “Kalau berhasil, PKS dapat meraih simpati publik yang luar biasa,” tegasnya.

Bukan tanpa alasan keyakinan Burhan atas limpahan simpati publik atas kondisi PKS dan Tifatul saat ini. Jika disandingkan perhatian publik atas kasus pelanggaran kampanye PKS dengan agresi Israel ke Palestina jelas tidak berbanding lurus. Publik jauh lebih awareness terhadap isu Palestina daripada soal pelanggaran kampanye PKS.

Hal ini bukan berarti meniadakan implikasi hukum atas PKS. Namun, potensi untuk mengeruk keuntungan status Tifatul dan PKS saat ini sangat terbuka lebar.

Menanggapi peluang potensi berbuah simpati publik terhadap PKS atas status tersangka Tifatul, Wakil Sekjen DPP PKS Bidang Komunikasi Politik, Fahri Hamzah menanggapinya biasa saja. “Kita hanya merespon tuduhan itu saja. Ya kita jawab. Kalau berbuah simpati publik, wallahu a’lam. Kalau benar, ya itu berkah,” katanya, Rabu, (14/1) di Jakarta.

Fahri menilai tuduhan Panwaslu terhadap aksi demo yang disebut sebagai kampanye tidak jelas item-item tuduhannya. Menurutnya, dalam aksi tidak ada sama sekali calon anggota legislatif yang mengkampanyekan diri saat demo berlangsung. “Bawaslu ngaco, harusnya mengerti, konflik Gaza memancing emosi dunia, dan PKS meresponnya dengan demo,” tegasnya.

Meski demikian, PKS tidak gentar dengan status tersangka Tifatul. Mantan aktivis KAMMI ini menegaskan, pihaknya tidak ada masalah. “Kita tidak ada masalah dengan penetapan status tersangka. Silahkan saja bikin macam-macam. Kita tidak takut,” tandasnya.

PKS bukanlah partai politik kemarin sore. Inovasi politik yang selama ini muncul menunjukkan betapa kuatnya PKS dalam mengolah dan memanfaatkan setiap momentum politik. Tidak mustahil jika status tersangka Tifatul Sembiring, Sang Presiden PKS menjadi bahan kampanye positif bagi PKS.

http://inilah.com/berita/politik/2009/01/14/75851/pks-berkah-di-balik-tifatul/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar